Harga minyak dunia memperpanjang kenaikannya pada hari Selasa (Rabu waktu jakarta) setelah serangan pesawat tak berawak terhadap stasiun pemompaan pipa minyak di Rusia mengurangi aliran minyak dari Kazakhstan, meskipun harga minyak tetap terkendali oleh prospek meningkatnya pasokan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (19/2/2025), harga minyak mentah Brent naik 62 sen atau 0,82%, menjadi USD 75,84 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,11, atau 1,57%, dari penutupan hari Jumat dan ditutup pada USD 71,85 per barel. Tidak ada penutupan untuk WTI pada hari Senin karena hari libur Hari Presiden AS.
“Tema utama yang mendorong harga minyak akhir-akhir ini adalah seputar ekspektasi pasokan. Dengan melemahnya harga selama beberapa minggu terakhir, berita tentang serangan pesawat nirawak terhadap jaringan ekspor Kazakhstan di Rusia telah menjadi katalis bagi beberapa sentimen negatif untuk mereda,” kata Ahli Strategi Pasar IG Yeap Jun Rong.
Seorang pejabat senior Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa pesawat tak berawak Ukraina telah menyerang jaringan pipa Rusia yang memompa sekitar 1% pasokan minyak mentah global.
Kerusakan tersebut dapat mengurangi volume transit minyak dari Kazakhstan sekitar 30% dan membutuhkan waktu hingga dua bulan untuk ditangani, kata perusahaan transportasi minyak Rusia Transneft.
“Namun, keuntungan jangka panjang kemungkinan akan tetap terbatas karena pasar mungkin mengantisipasi pasokan yang lebih tinggi dari OPEC+ dan Rusia di kemudian hari sementara perbaikan dalam prospek permintaan, terutama dari Tiongkok, masih belum pasti,” kata Yeap dari IG.
Analis BMI memperkirakan harga minyak Brent rata-rata USD 76 per barel pada tahun 2025, turun 5% dari rata-rata tahun 2024, karena kelebihan pasokan, tarif dan ketegangan perdagangan, kata mereka dalam sebuah catatan.
Produsen OPEC+ tidak mempertimbangkan untuk menunda serangkaian peningkatan pasokan minyak bulanan yang dijadwalkan dimulai pada bulan April, kata laporan media pemerintah Rusia.
Pada bulan Desember OPEC telah menunda rencana untuk mulai menaikkan produksi hingga April, dengan alasan melemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan di luar kelompok tersebut.
Pasar juga menunggu berita dari perundingan damai Rusia-Ukraina antara pejabat AS dan Rusia di Arab Saudi pada Selasa malam.
“Tampaknya ada banyak hal yang membuat kita pesimis di pasar minyak mentah, faktor terbesar saat ini adalah hasil negosiasi Ukraina,” kata analis Sparta Commodities, Neil Crosby.
“Minyak Rusia mungkin sebagian kembali ke pasar yang sah, meskipun, tentu saja, ada banyak perubahan pada hasil akhirnya," tutup dia.